Candra Mawa
edohaput
23
Tumenggung Suro Blasah sudah beberapa hari berada di kademangan Sawang Argo. Menunggu kembalinya Gimbal begundalnya ke kademangan Sawang Argo yang diharapkan bersama dengan puluhan prajurit kepatihan yang dimintanya. Suro Blasah meminta bantuan prajurit kepatihan agar bisa membantunya mengepung pondok Nyi Tambi. Suro Blasah tidak mau gegabah dengan berani datang ke pondok Tambi tanpa bersama banyak prajurit. Yang ditakutkan Suro Blasah adalah Bardan. Jika ternyata Bardan ada di Tambi bukan tidak mungkin dirinyalah yang justru akan mendapat celaka. Suro Blasah sangat paham ilmu kanuragan yang dimilki Bardan. Bardan sudah berkali - kali menyederainya. Suro Blasah juga perhitungan. Bukan tidak mungkin Ki dan Nyi Tambi juga memiliki ilmu olah kanurugan yang justru melebihi yang dimiliki Bardan. Suro Blasah juga berpikiran, jangan - jangan ilmu yang dimiliki oleh Bardan itu berasal dari ajaran Ki dan Nyi Tambi. Dirinya tidak boleh gegabah. Dirinya yang belum pernah bertemu dengan Ki dan Nyi Tambi, tidak boleh menganggap enteng kedua orang tua Bardan ini. Tanpa dibantu puluhan prajurit yang tangguh Suro Blasah tidak akan berani datang ke Tambi.
Niatnya kali ini tidak boleh gagal. Ki dan Nyi Tambi harus bisa dirangket dan dibawa ke kepatihan untuk dipenjarakan. Dengan memenjarakan Ki dan Nyi Tambi akan memancing Bardan untuk muncul terang - terangan. Selama ini kemunculan Bardan bagai setan. Tiba - tiba muncul mengganggu, menyuri, menyederai prajurit, membebaskan tahanan dari penjara, mengobok - obok tangsi dan Kepatihan dan segera lenyap tidak berbekas. Suro Blasah berencana menangkap dan memenjarakan Ki dan Nyi Tambi di penjara Kepatihan. Jika Bardan bersedia berlutut dan menyerahkan diri kepada Ki Patih Danureja, sebagai gantinya Ki dan Nyi Tambi akan dibebaskan. Jika Bardan tidak bersedia Ki dan Nyi Tambi akan dipenggal lehernya.
Yang membuat niatnya menggebu dan berelebih - lebih untuk segera mengepung pondok Tambi bukanlah keinginannya segera bisa merangket Ki dan Nyi Tambi, melainkan karena Daruni ada disana. Daruni harus bisa dibawanya. Angan - angannya untuk bisa segera melumat habis tubuh perawan Daruni menjadikannya panas bagai terbakar. Kerinduannya, kegemasannya, kegeregetannya kepada kecantikan dan kemolekan tubuh Daruni akan dilampiaskan dengan kobaran api birahi yang sudah tidak tertahankan. Daruni akan diterkam, dicengkeram, dilumat dan dilahap habis tanpa ampun. Daruni yang lunglai tidak berdaya akan terus digasak dan tidak akan dilepas dari cengkeraman sebelum basahnya kenikmatan membanjir - banjir. Daruni kemudian akan dijadikan simpanannya. Daruni akan disekapnya dan akan terus diperdaya setiap kali dirinya ingin. Daruni akan dijadikan boneka yang bisa diperbuat semaunya. Ditekuk - tekuk. Diangkat - angkat. Diguling - gulingkan. Dilumat, dilahap, dicengkeram, dihujam dan dipakai untuk bisa mengerang sepuas - puasnya.
Di sisi lain Ki dan Nyi Demang Sawang Argo tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Betapa tidak. Daruni akan ditemukan Suro Blasah. Terbayang di benak Ki dan Nyi Demang betapa menderitanya anaknya berada di tangan Tumenggung Suro Blasah. Ki dan Nyi Demang yang sudah ayem karena ternyata Daruni berada di pondok Tambi dan pasti memperoleh perawatan yang baik dari Nyi Tambi, kembali galau, sangat gelisah dan sedih. Kesedihan Ki dan Nyi Demang membuat seluruh isi kademangan menjadi muram. Kesedihan dan kemuraman seisi kademangan hanya bisa disembunyikan manakala berada dihadapan Suro Blasah yang kesehariannya di kademangan hanya minta dilayani dan selalu mabuk oleh arak tuak yang selalu dimintannya. Bahkan tidak jarang Suro Blasah meminta begundalnya merayu perawan - perawan kademangan agar mau melayani birahinya dengan iming - iming kepingan emas. Maksud ini tidak pernah kesampaian karena tidak ada perawan kademangan yang mau dirayu begundal Suro Blasah. Bahkan para perawan menjadi sangat jijik melihat kelakuan Suro Blasah yang melebihi binatang. Sebentar saja berada di kademangan Suro Blasah sudah membuat takut para perawan kademangan. Tajam matanya melihat, seakan menelanjangi yang dilihat. Mengamati dari ujung rambut sampai ke tumit pada setiap perawan yang dilihat. Kemudian menelan ludah dan segera menyeringai kepada perawan yang tampak di matanya. Para perawan kademangan menjadi sangat risih terhadap perilaku Tumenggung Suro Blasah.
Pikiran galau, kacau dan perasaan yang selalu sedih dan gelisah membuat Ki Demang Sawang Argo tidak bisa berpikir jernih, sampai satu saat secara rahasia Legiman menghadapnya. Legiman yang pernah jatuh cinta kepada Daruni, dan rasa cinta dan sayangnya pada Darunipun masih disimpannya rapat - rapat di relung kalbunya. Legiman tidak akan tega, dan tidak akan rela Daruni di perdaya Tumenggung Suro Blasah. Legiman tidak ingin Daruni dibawa Suro Blasah dan dijadikan barang mainannya. Dirinya harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan Daruni. " Ki, Daruni tidak boleh jatuh ke tangan Tumenggung Suro Blasah. Ki Demang harus segera mengirim utusan ke Tambi. Ki dan Nyi Tambi harus segera tahu kalau pondoknya akan dikepung prajurit. Ki, yang diincar Tumenggung Suro Blasah bukan Ki dan Nyi Tambi. Tetapi Darunilah, Ki. Yang menjadi tujuan utama Tumenggung." Kalimat ini seakan dibisikkan Legiman kepada Demang Sawang Argo. Mendengar tuturan Legiman, Ki Demang kemudian menengadahkan wajahnya melihat langit - langit ruangan. Menerawang kalimat - kalimat legiman. Sebentar kemudian menunduk dalam - dalam, seolah sedang mencari sesuatu yang ada di dalam bumi. " Leherku taruhannya Man, kalau Raden Tumenggung tahu ini. Tetapi memang tidak ada jalan lain Man, untuk menyelamat Daruni dari keberingasan Raden Suro Blasah. Atur baik - baik. Jalankan dengan sangat rahasia. Jangan ada orang tau selain kita." Berkata begitu Ki Demang bangkit dari duduk dan segera meninggalkan Legiman.
Legiman sudah siap mati demi Daruni. Tugas rahasia ini akan dijalankannya sendiri. Di dalam pikirannya setelah nanti Ki dan Nyi Tambi tahu maksud kedatangannya, Legiman segera akan mengajak Daruni lari sejauh - jauhnya dari kejaran Suro Blasah. Sampai ke ujung bumipun Legiman akan lakukan asal Daruni bisa bersama dirinya dan selamat dari kebiadaban Suro Blasah. Samirah yang sangat menyintai dan menyanginya tidak lagi ada dalam pikirannya. Samirah yang telah rela menyerahkan segalanya demi kesenangan dirinya dihapus dari alam benaknya. Tidak terbayang di pikiran Legiman kesedihan yang diderita Samirah jika dirinya tahu akan ditinggalkan. Tidak terbayang Samirah yang akan menangisi nasib dirinya yang cintanya tidak terbalas. Tidak terbayang pula rasa sesal Samirah yang telah rela menyerahkan tubuh perawannya dinikmatinya. Legiman tidak memikirkan itu. Yang ada dihatinya hanya Daruni. Daruni harus menjadi miliknya. Terbayang di pikiran Legiman, betapa akan bahagianya dirinya bisa selalu berdamping dengan Daruni. Runi yang cantik. Yang rambut panjangnya jika tergerai akan membuat paras cantiknya menjadi semakin ayu. Runi yang kulitnya putih bersih tiada cela yang menjadi memerah takkala sinar matahari menimpanya. Belum lagi mulut Runi yang selalu memerah basah dan ketika berceloteh membuat gemas perasaannya. Runi telah mempesonakan Legiman. Legiman tidak bisa melupakan Daruni. Senyuman Daruni yang menampakkan kemanjaannya selalu terbayang di mata Legiman.
Di pendopo kademangan Tumenggung Suro Blasah mengumpulkan prajurit - prajurit kademangan untuk diberi penjelasan tentang rencana penyerangan ke Tambi. " Prajurit dari Kepatihan akan menginap semalam di kademangan ini. Dan kamu Demange, layani para prajurit Kepatihan dengan sebaiknya - baiknya. Jangan kecewakan mereka. Paling lambat besuk sore prajurit Kepatihan sudah akan masuk kademangan. Sambut mereka dengan arak tuak yang terbaik, Demange ! " Mata bulat Tumenggung Suro Blasah tajam memandang Ki Demang Sawang Argo yang duduk di deretan paling depan menghadap ke Suro Blasah. " Sendika dhawuh, Raden. Para prajurit Kepatihan tidak akan kecewa." Jawab Ki Demang Sawang Argo dengan tanpa melihat ke Suro Blasah. Ki Demang Sawang Argo menunduk, menyembunyikan wajah ketidak senangannya terhadap Suro Blasah. " Setengah hari perjalanan kita harus sudah sampai di Tambi. Pilih kuda - kuda yang bisa lari cepat. Setelah kita rangket Ki Tambi dan Nyi Tambi prajurit kademangan kembali ke kademangan. Dan Aku bersama prajurit Kepatihan akan terus kembali ke Mataram." Tumenggung Suro Blasah sengaja tidak menyebut nama Daruni. Walaupun yang ada di pikirannya adalah Daruni harus menjadi sasaran utama untuk dibawanya.
Yang akan dilakukannya di Tambi adalah segera menangkap Daruni. Dan menaikkan di atas kuda dan segera membawanya pergi. Sedang Ki dan Nyi Tambi akan menjadi urusan para prajurit Kepatihan dan para prajurit kademangan. Dirinya terus akan memacu kudanya kembali ke Mataram. Dan Daruni yang meronta - ronta di cengkeramannya akan diperdaya di atas kuda yang terus dipacu cepat. Dan Daruni yang ketakutan akan pingsan dan lunglai. Disaat itulah dirinya akan memperlambat laju lari kudanya dan kemudian menikmati kemolekan tubuh Daruni di atas kuda yang berjalan melambat menyusuri jalan di pinggiran hutan. Dan para begundalnya yang mengiring di belakangnya akan menelan - nelan ludah menyaksikan Tumenggungnya yang sedang kesenangan menikmati kecantikan perawan yang selalu dirindukan.
Mata tajam Suro Blasah memandangi para prajurit kademangan yang duduk bersila di hadapannya. " Legiman dimana ?!" Kalimat yang diucapkan Suro Blasah dengan nada keras ini membuat jantung Ki Demang Sawang Argo berdesir keras. " Legiman sedang sakit, Raden. Dirinya mohon ijin untuk tidak ikut berkumpul." Jawab Ki Demang tergagap. Ki Demang dan Legiman sudah mangatur jika nanti keberadaan Legiman ditanyakan Suro Blasah, akan dinyatakan Legiman sedang sakit. " Baik kalau memang sedang sakit sebaiknya Legiman tidak usah ikut ke Tambi. Jangan ada prajurit yang nantinya tidak ada gunanya di Tambi." Mendengar kalimat Tumenggung Suro Blasah yang terahkir ini hati Ki Demang kembali ayem. Ki Demang menjadi sangat takut jika Suro Blasah tahu rencananya.
masih ada kelanjutannya ................
Legiman sudah siap mati demi Daruni. Tugas rahasia ini akan dijalankannya sendiri. Di dalam pikirannya setelah nanti Ki dan Nyi Tambi tahu maksud kedatangannya, Legiman segera akan mengajak Daruni lari sejauh - jauhnya dari kejaran Suro Blasah. Sampai ke ujung bumipun Legiman akan lakukan asal Daruni bisa bersama dirinya dan selamat dari kebiadaban Suro Blasah. Samirah yang sangat menyintai dan menyanginya tidak lagi ada dalam pikirannya. Samirah yang telah rela menyerahkan segalanya demi kesenangan dirinya dihapus dari alam benaknya. Tidak terbayang di pikiran Legiman kesedihan yang diderita Samirah jika dirinya tahu akan ditinggalkan. Tidak terbayang Samirah yang akan menangisi nasib dirinya yang cintanya tidak terbalas. Tidak terbayang pula rasa sesal Samirah yang telah rela menyerahkan tubuh perawannya dinikmatinya. Legiman tidak memikirkan itu. Yang ada dihatinya hanya Daruni. Daruni harus menjadi miliknya. Terbayang di pikiran Legiman, betapa akan bahagianya dirinya bisa selalu berdamping dengan Daruni. Runi yang cantik. Yang rambut panjangnya jika tergerai akan membuat paras cantiknya menjadi semakin ayu. Runi yang kulitnya putih bersih tiada cela yang menjadi memerah takkala sinar matahari menimpanya. Belum lagi mulut Runi yang selalu memerah basah dan ketika berceloteh membuat gemas perasaannya. Runi telah mempesonakan Legiman. Legiman tidak bisa melupakan Daruni. Senyuman Daruni yang menampakkan kemanjaannya selalu terbayang di mata Legiman.
Di pendopo kademangan Tumenggung Suro Blasah mengumpulkan prajurit - prajurit kademangan untuk diberi penjelasan tentang rencana penyerangan ke Tambi. " Prajurit dari Kepatihan akan menginap semalam di kademangan ini. Dan kamu Demange, layani para prajurit Kepatihan dengan sebaiknya - baiknya. Jangan kecewakan mereka. Paling lambat besuk sore prajurit Kepatihan sudah akan masuk kademangan. Sambut mereka dengan arak tuak yang terbaik, Demange ! " Mata bulat Tumenggung Suro Blasah tajam memandang Ki Demang Sawang Argo yang duduk di deretan paling depan menghadap ke Suro Blasah. " Sendika dhawuh, Raden. Para prajurit Kepatihan tidak akan kecewa." Jawab Ki Demang Sawang Argo dengan tanpa melihat ke Suro Blasah. Ki Demang Sawang Argo menunduk, menyembunyikan wajah ketidak senangannya terhadap Suro Blasah. " Setengah hari perjalanan kita harus sudah sampai di Tambi. Pilih kuda - kuda yang bisa lari cepat. Setelah kita rangket Ki Tambi dan Nyi Tambi prajurit kademangan kembali ke kademangan. Dan Aku bersama prajurit Kepatihan akan terus kembali ke Mataram." Tumenggung Suro Blasah sengaja tidak menyebut nama Daruni. Walaupun yang ada di pikirannya adalah Daruni harus menjadi sasaran utama untuk dibawanya.
Yang akan dilakukannya di Tambi adalah segera menangkap Daruni. Dan menaikkan di atas kuda dan segera membawanya pergi. Sedang Ki dan Nyi Tambi akan menjadi urusan para prajurit Kepatihan dan para prajurit kademangan. Dirinya terus akan memacu kudanya kembali ke Mataram. Dan Daruni yang meronta - ronta di cengkeramannya akan diperdaya di atas kuda yang terus dipacu cepat. Dan Daruni yang ketakutan akan pingsan dan lunglai. Disaat itulah dirinya akan memperlambat laju lari kudanya dan kemudian menikmati kemolekan tubuh Daruni di atas kuda yang berjalan melambat menyusuri jalan di pinggiran hutan. Dan para begundalnya yang mengiring di belakangnya akan menelan - nelan ludah menyaksikan Tumenggungnya yang sedang kesenangan menikmati kecantikan perawan yang selalu dirindukan.
Mata tajam Suro Blasah memandangi para prajurit kademangan yang duduk bersila di hadapannya. " Legiman dimana ?!" Kalimat yang diucapkan Suro Blasah dengan nada keras ini membuat jantung Ki Demang Sawang Argo berdesir keras. " Legiman sedang sakit, Raden. Dirinya mohon ijin untuk tidak ikut berkumpul." Jawab Ki Demang tergagap. Ki Demang dan Legiman sudah mangatur jika nanti keberadaan Legiman ditanyakan Suro Blasah, akan dinyatakan Legiman sedang sakit. " Baik kalau memang sedang sakit sebaiknya Legiman tidak usah ikut ke Tambi. Jangan ada prajurit yang nantinya tidak ada gunanya di Tambi." Mendengar kalimat Tumenggung Suro Blasah yang terahkir ini hati Ki Demang kembali ayem. Ki Demang menjadi sangat takut jika Suro Blasah tahu rencananya.
masih ada kelanjutannya ................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar