Candra Mawa
edohaput
29
Pondok Tambi kembali ramai di kunjungi orang - orang sakit yang perlu mendapat pertolongan. Beberapa waktu setelah digeruduk oleh Tumenggung Suro Blasah bersama para prajurit kepatihan dan para prajurit kademangan Sawang Argo, pondok Tambi sempat mencekam dan sepi dari orang. Mereka pada takut akan adanya serangan dari Suro Blasah dan para prajuritnya. Pondok Tambi kembali damai, sejuk dan membuat kerasan siapa saja yang mendatanginya. Celoteh para cantrik perawan yang tidak pernah berhenti saling ejek, saling poyok, saling melontarkan kata - kata jenaka dengan para cantrik perjaka selalu membuat suasana pondok Tambi ceria.
Daruni yang sementara waktu diungsikan oleh Bardan juga telah kembali berbinar - binar dan selalu sibuk membantu Nyi Tambi dan Ki Tambi melayani pasien. Daruni juga tidak lepas dari olok - olok para cantrik. Daruni yang diungsikan oleh Bardan beberapa hari entah kemana selalu dipoyok para cantrik. Dan jika poyok - poyok sudah sampai kepada yang menjurus hubungan antara Daruni dan Bardan, Daruni hanya bisa tersipu, pipi memerah dan segera meninggalkan para cantrik yang tertawa renyah. Terkecuali Jambul. Jambul justru memberengut jika para cantrik menggoda Daruni. Dan godaan - godaan itu mengarah kepada hubungannya dengan Bardan. Jambul merasa ada yang sakit dan dongkol di hatinya. Pini yang tahu Jambul kekasihnya ini selalu cemburu jika Daruni di poyok - poyok dengan Bardan, justru semakin menjadi - jadi cara moyoknya Daruni. " Wah , selama mengungsi sama den Bardan jeng Runi pasti ... pasti diapa - apakan sama den Bardan ... ya enggak jeng Runi." Kalimat Pini yang disertai melirikkan mata ke arah Jambul ini, membuat Jambul sangat sakit. Dan Jambulpun segera angkat kaki dari kerumunan para cantrik. Pergi pindah tempat dengan membawa rasa cemburunya yang menyesak di dada.
Menjelang sore. Matahari redup. Daruni nampak kelelahan. Masih ada beberapa pasien yang harus dilayaninya. Keringat yang membasahi keningnya, hanya bisa dilap dengan kain lengan kebayanya karena jari - jari tangannya sibuk menakar obat. Bubuk biji benalu mangga harus ditakar dengan perbandingan yang pas dengan bubuk akar anggrek bulan, bubuk biji buah maja, bubuk akar pegagan dan bubuk daun wora - wari. Ramuan obat yang kemudian akan dicampur dengan madu tawon endhas ini akan segera diberikan kapada pasien yang perutnya membengkak keras. Sambil terus meracik obat, pikiran Daruni terus dan terus melayang ke Bardan. Bardan yang beberapa hari menyembunyikannya di dalam hutan. Bardan membuatkan gubuk yang hangat untuk berlindung. Bardan selalu menjaganya dari binatang buas hutan. Bardan menyarikannya buah - buahan segar untuk makannya. Di kala malam Bardan selalu dekat dengan gubuk yang di dalamnya ada dirinya. Bardan yang menungguinya dengan cara memunggunginya saat di mandi di sungai.
Daruni ingat betul bagaimana Bardan memperlakukan dirinya. Daruni yang menyintai Bardan dan sudah beberapa bulan merindukannya, tiba - tiba dibawanya ke hutan untuk bersembunyi, menjadi sangat senang bisa bersama Bardan. Rindu dendamnya memperoleh obat. Hanya saja yang diharapkan Daruni, Bardan memeluknya, menyentuhnya dan menyumbunya tidak terjadi. Dikala sedang membersihkan badan di pancuran yang dibuat Bardan, Daruni nekat melepaskan semua kainnya. Dan berteriak ada ular datang di dekatnya. Bardan yang berdiri agak jauh dan memunggunginya tidak bergeming. Menolehpun tidak. Rupanya Bardan tahu kalau dirinya berbohong. Daruni hanya bisa mendongkol. Bardan tidak mau memperhatikannya. Maksud hati dengan dirinya tanpa busana dan dilihat Bardan, Bardan akan mendekatinya. Kemudian memeluknya. Meraba seluruh tubuhnya. Dan dirinya bisa benar - benar melepas rindu dengan orang yang dicintainya. Dikala malam Daruni selalu merengek agar Bardan masuk ke dalam gubuk dan memeluknya. menghangatinya dari udara dingin yang menerobos masuk ke gubuk. Dan rengekannya tidak pernah digubris Bardan. Daruni ingin sekali Bardan masuk ke dalam gubuk kemudian memeluknya erat. Menyiumi pipi dan bibirnya yang memang sudah sangat disediakan untuk orang yang sangat dirindukannya. Daruni sudah sengaja mengendorkan kain bawahnya. Sudah sengaja membukai kancing kebayanya. Agar ketika Bardan masuk ke gubuk tidak ada kesulitan lagi untuk menggerayangi dirinya. Daruni berharap kenikmatan akan didapatkan dari orang yang dicintainya. Daruni juga berharap bisa memberikan segelanya bagi orang yang telah dengan rela dan tulus menolongnya. Daruni ingin dicengkeram tangan kuat Bardan. Daruni ingin tubuhnya luluh di pelukan orang yang dianggapnya sangat perkasa. Daruni sangat ingin tubuhnya bisa menyenangkan kekasihnya ini. Dirinya takut tubuhnya akan didahului digerayangi oleh orang yang bisa menguasainya. Daruni ingin menyerahkan segala kepada orang yang sangat selalu dirindukannya. Dirinya akan sangat senang bila malam begini ini bisa dinikmati bersama orang yang sangat dibanggakannya. Tubuhnya menjadi sangat kaku. Dan pikirannya menjadi sangat kacau ketika rengekannya tidak digubris. Angan - angannya yang sangat berharap kehangatan segera akan didapat, dan urung terjadi membuat daruni menjadi sangat gelisah. Matanya sulit terpejam. Dadanya terasa panas, keras dan kaku. Ini semua tiba - tiba menuntun tangannya untuk menelusur meraba dadanya. Gundukan gunung kembarnya dirabanya sendiri dan dibayangkan tangan Bardan yang sedang menelusurnya. Kemudian diremasnya sendiri. Dibayangkan tangan Bardan yang meremasnya. Sementara tangan kirinya terus berada di dadanya yang menggunung, tangan yang lain telah menelusur ke bawah. Daruni mendesah karena tubuhnya dirasuki rasa nikmat yang sangat menyenangkan. Terus dan terus Daruni melakukannya dan desahan demi desahan sengaja tidak ditahan agar didengar Bardan yang ada diluar gubuk. Desahan dan rintihan Daruni yang makin keras dan makin nekat ternyata tidak didengar Bardan. Karena begitu sekali mendengar Daruni mendesah dan memanggil namanya Bardan segera melompat ringan ke atas cabang pohon bersar dan segera merebahkan di cabang pohon yang besarnya hampir tiga kali lipat besar tubuhnya. Apa yang diharapkan Daruni sia - sia. Tetapi setidaknya tubuhnya terobati oleh ulahnya sendiri. Dan Daruni segera terlelap karena kelelahannya dan kepuasan tubuhnya yang kembali lemas dan lega. Ketika oleh Bardan dengus lembut napas Daruni terdengar oleh Bardan. Menandakan Daruni telah terlelap, tubuh Bardan meluncur ringan dari pohon dan kemudian beralaskan rumput dan anyaman daun kelapa Bardan merebahkan dirinya didekat gubuk yang di dalamnya ada perawan yang sangat disayanginya. Dan berharap kelak akan menjadi pendamping hidupnya.
masih ada kelanjutannya ................
Daruni ingat betul bagaimana Bardan memperlakukan dirinya. Daruni yang menyintai Bardan dan sudah beberapa bulan merindukannya, tiba - tiba dibawanya ke hutan untuk bersembunyi, menjadi sangat senang bisa bersama Bardan. Rindu dendamnya memperoleh obat. Hanya saja yang diharapkan Daruni, Bardan memeluknya, menyentuhnya dan menyumbunya tidak terjadi. Dikala sedang membersihkan badan di pancuran yang dibuat Bardan, Daruni nekat melepaskan semua kainnya. Dan berteriak ada ular datang di dekatnya. Bardan yang berdiri agak jauh dan memunggunginya tidak bergeming. Menolehpun tidak. Rupanya Bardan tahu kalau dirinya berbohong. Daruni hanya bisa mendongkol. Bardan tidak mau memperhatikannya. Maksud hati dengan dirinya tanpa busana dan dilihat Bardan, Bardan akan mendekatinya. Kemudian memeluknya. Meraba seluruh tubuhnya. Dan dirinya bisa benar - benar melepas rindu dengan orang yang dicintainya. Dikala malam Daruni selalu merengek agar Bardan masuk ke dalam gubuk dan memeluknya. menghangatinya dari udara dingin yang menerobos masuk ke gubuk. Dan rengekannya tidak pernah digubris Bardan. Daruni ingin sekali Bardan masuk ke dalam gubuk kemudian memeluknya erat. Menyiumi pipi dan bibirnya yang memang sudah sangat disediakan untuk orang yang sangat dirindukannya. Daruni sudah sengaja mengendorkan kain bawahnya. Sudah sengaja membukai kancing kebayanya. Agar ketika Bardan masuk ke gubuk tidak ada kesulitan lagi untuk menggerayangi dirinya. Daruni berharap kenikmatan akan didapatkan dari orang yang dicintainya. Daruni juga berharap bisa memberikan segelanya bagi orang yang telah dengan rela dan tulus menolongnya. Daruni ingin dicengkeram tangan kuat Bardan. Daruni ingin tubuhnya luluh di pelukan orang yang dianggapnya sangat perkasa. Daruni sangat ingin tubuhnya bisa menyenangkan kekasihnya ini. Dirinya takut tubuhnya akan didahului digerayangi oleh orang yang bisa menguasainya. Daruni ingin menyerahkan segala kepada orang yang sangat selalu dirindukannya. Dirinya akan sangat senang bila malam begini ini bisa dinikmati bersama orang yang sangat dibanggakannya. Tubuhnya menjadi sangat kaku. Dan pikirannya menjadi sangat kacau ketika rengekannya tidak digubris. Angan - angannya yang sangat berharap kehangatan segera akan didapat, dan urung terjadi membuat daruni menjadi sangat gelisah. Matanya sulit terpejam. Dadanya terasa panas, keras dan kaku. Ini semua tiba - tiba menuntun tangannya untuk menelusur meraba dadanya. Gundukan gunung kembarnya dirabanya sendiri dan dibayangkan tangan Bardan yang sedang menelusurnya. Kemudian diremasnya sendiri. Dibayangkan tangan Bardan yang meremasnya. Sementara tangan kirinya terus berada di dadanya yang menggunung, tangan yang lain telah menelusur ke bawah. Daruni mendesah karena tubuhnya dirasuki rasa nikmat yang sangat menyenangkan. Terus dan terus Daruni melakukannya dan desahan demi desahan sengaja tidak ditahan agar didengar Bardan yang ada diluar gubuk. Desahan dan rintihan Daruni yang makin keras dan makin nekat ternyata tidak didengar Bardan. Karena begitu sekali mendengar Daruni mendesah dan memanggil namanya Bardan segera melompat ringan ke atas cabang pohon bersar dan segera merebahkan di cabang pohon yang besarnya hampir tiga kali lipat besar tubuhnya. Apa yang diharapkan Daruni sia - sia. Tetapi setidaknya tubuhnya terobati oleh ulahnya sendiri. Dan Daruni segera terlelap karena kelelahannya dan kepuasan tubuhnya yang kembali lemas dan lega. Ketika oleh Bardan dengus lembut napas Daruni terdengar oleh Bardan. Menandakan Daruni telah terlelap, tubuh Bardan meluncur ringan dari pohon dan kemudian beralaskan rumput dan anyaman daun kelapa Bardan merebahkan dirinya didekat gubuk yang di dalamnya ada perawan yang sangat disayanginya. Dan berharap kelak akan menjadi pendamping hidupnya.
masih ada kelanjutannya ................